Laman

Selasa, 19 Juni 2012

Pengalaman Berharga (bagian 1)

Bekerja, adalah sebuah hal yang  sangat diperhatikan oleh seluruh manusia. Dengan itulah manusia mendapatkan kedudukan ditengah masyarakat, manusia dihargai karena ia mau bekerja. Bekerja mempunyai tujuan utama yaitu untuk mencukupi semua kebutuhan hidup, mustahil seseorang bisa mencukupi seluruh hidupnya tanpa mau memeras keringatnya. Disamping itu bekerja juga akan meningkatkan hubungan sosial antar lapisan masyarakat, menambah keakraban, meningkatkan pola pikir dan tingkat kedewasaan.
Saya ingin menuliskan beberapa pengalaman saya selama bekerja dibeberapa tempat. Belum banyak memang, namun semoga bisa memberikan motivasi dan semangat agar kita bisa terus semangat dalam bekerja.
Pendidikan terakhir saya adalah lulusan dari salah satu Sekolah Kejuruan yang menjadi favorit di Kota Surakarta. Saya sangat ingin melanjutkan kejenjang sekolah yang lebih tinggi namun kondisi orang tua saya yang memang tidak cukup untuk membiayai jika saya kuliah nanti. Akhirnya setelah lulus dari sekolah tersebut, saya memutuskan untuk bekerja. Saya mencari lowongan pekerjaan melalui BKK di sekolah saya tersebut bersama dengan teman-teman satu angkatan dengan saya. Satu demi satu lowongan kami mendaftar didalamnya berharap mendapatkan salah satu pekerjaan yang bisa menjadi harapan kami semua. Test demi test kami laksanakan dengan penuh kesungguhan hingga hasilnya pun berbeda, ada yang hanya sampai tahap test psikotest, ada yang hanya sampai pada tahap test kesehatan, ada juga yang sudah sampai pada test wawancara namun gagal, untuk yang lolos hingga diterima memang sangat sedikit dan saya termasuk orang yang tidak lolos. Hari-hari setelah lulus sekolah dipenuhi dengan kegiatan seperti diatas, namun qodarullooh Allooh belum memberikan kesempatan kepada saya untuk bekerja disalah satu perusahaan yang sudah saya ikuti test masuknya tersebut. Tetapi saya tetap terus berusaha, saya yakin ini semua adalah salah satu ujian dari Alloh dan pasti Alloh akan memberikan pekerjaan yang terbaik bagi saya.

Hari berganti hari, minggu demi minggu pun berganti, saya masih terus mencari informasi lowongan pekerjaan  dimanapun adanya informasi tersebut. Dan akhirnya, alhamdulillaah saya ditawari oleh salah satu Ustadz di desa saya bahwa ada seseorang Bapak yang sudah Haji yang butuh karyawan untuk mengurus Rumah Makan-nya, lalu saya pun menemui Ustadz saya tersebut untuk mencari informasi selengkapnya. Didalam obrolan itu, Ustadz saya memberitahukan bahwa alamat Rumah Makan Bapak Haji itu adalah di daerah Dumai. Saat itu saya tidak mengetahui bahwa Dumai itu berada di Pekanbaru, Riau karena mungkin saking gembiranya saya saat itu hingga tak bertanya lagi dengan lengkap letak alamatnya, saya kira masih terletak dikawasan Pulau Jawa atau paling jauh Sumatra Bagian Selatan.

Tibalah waktunya saya harus berangkat ke Dumai setelah semua kesepakatan saya dengan Bapak Haji itu saya setujui. Kakak perempuan saya yang saat itu bekerja di Bogor, Jawa Barat pun pulang karena sangat ingin sekali mengiringi kepergian saya. Saya diantar ke pusat Agen Bus jurusan Sumatera di daerah Gemblegan, Surakarta oleh ayah, ibu beserta kakak saya. Perpisahan pun akhirnya diiringi dengan derai air mata antara keluarga saya. Saya pun tidak bisa menahan air mata saya, dada ini terasa sangat sesak, terasa sangat berat sekali meninggalkan keluarga yang sangat saya sayangi, inilah perpisahan pertama saya dengan keluarga saya. Air mata bertambah deras tatkala lambaian tangan menjadi tanda terakhir kami semua harus berpisah. "Selamat tinggal ayah dan ibunda tercinta, anakmu pasti akan kembali dengan membawa senyum kebanggaan diwajah kalian berdua", itulah kira-kira yang kata-kata yang terucap dalam hati yang paling dalam.

Pukul 18.30 ada pemberitahuan bahwa bus akan diberangkatkan, adzan Maghrib pun mulai membahana menandai waktu untuk menghadap Sang Kholiq, saya lalu mengambil air wudhu untuk sholat Magrhib dan Isya' dengan cara jama' qoshor sebelum bus berangkat. Dengan mengucapkan basmalah dan do'a supaya Alloh melindungi perjalanan saya, akhirnya saya pun berangkat. Saya naik bus bersama dengan utusan Bapak Haji yang juga ingin bekerja lagi di Rumah Makan kakaknya Bapak Haji.


*bersambung, insyaAlloh.

Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar